Hasil panen singkong yg melimpah di Wonogiri tetapi harga jualnya rendah, menginspirasi Wiridan Jumadiarto bikin gebrakan. Ia lakukan eksperimen, sampai sukses membuat tepung Wonocaf. Tepung ini dapat jadi alternatif, lantaran struktur serta terasa seperti terigu.
Nama Wiridan Jumadiarto tidak asing lagi di telinga warga Wonogiri. Ini berkat inovasi tepung singkong Wonocaf – singkatan dari Wonogiri Cassava Fermentation – buatannya. Wonocaf sudah jadi terobosan dalam bidang pangan. Ia berhasil memproses singkong jadi tepung yg mempunyai ciri-ciri seperti terigu.
Cerita suksesnya membuat tepung singkong Wonocaf berawal dari keprihatinannya lihat hasil panen singkong warga, yg harga nya murah. Ini berlangsung lantaran hasil panen singkong dijual tiada diolah, keuntungan petani lalu tidak tebal. ” Saya terinspirasi membuat inovasi tepung singkong berkwalitas bagus, agar bernilai jual lebih tinggi, ” katanya seperti ditulis Kontan. co. id.
Memanglah, sampai kini, lulusan IAIN Jakarta ini lalu telah menekuni di usaha olahan singkong yang disebut warisan dari keluarganya.
Awalannya, struktur tepung singkong yg ia produksi tetap jauh tidak sama dengan tepung terigu. Butiran-butiran tepung singkong yg ia hasilkan lengket serta menggumpal. Ia lalu berkemauan membuat inovasi tepung singkong unggulan yg dapat jadi pengganti terigu.
Dari 2008, pria yg akrab disapa Jumadiarto ini mulai memutar otak untuk membuahkan type tepung singkong yg mempunyai struktur seperti terigu. Tak tanggung-tanggung, ia merogoh kocek sampai Rp 500 juta untuk lakukan riset serta percobaan. Rumahnya di Desa Wonokarto, Wonogiri, disulap jadi area kerja.
Sistem eksperimen selalu dikerjakan pada resep yg diwariskan keluarganya. Usahanya tidak percuma. Dua th. berselang, ia sukses membuat enzim spesial yg dapat bikin tepung singkong bertekstur serupa terigu. Maka, lahirlah tepung singkong Wonocaf yg mempunyai rasa seenak terigu. Juga, kandungan karbohidratnya lebih tinggi daripada terigu, tetapi harga nya lebih terjangkau.
Ia lalu mematenkan temuannya dengan nama Wonocaf. Sesudah di pasarkan, inovasi tepung singkong Wonocaf memperoleh sambutan hangat dari warga Wonogiri, juga sampai luar kota. Saat ini, banyak agen dari lokasi Jawa Tengah yg pasarkan product Wonocaf. Juga, ada jaringan hotel di Jakarta yg teratur beli Wonocaf.
Jumadiarto mengemas Wonocaf dalam ukuran 1 kilogram (kg) serta 25 kg. Ia mematok Wonocaf seharga Rp 7. 000 per kilogram. Bandingkan, dengan harga tepung terigu yg meraih Rp 10. 000 per kg.
Tidak cuma menghasilkan wonocaf, Jumadiarto juga memproses tepung buatannya itu jadi roti serta panganan kue yang lain.
Setiap bln, Jumadiarto dapat menghasilkan sampai 9 ton Wonocaf. Tetapi, kekuatan menghasilkan Wonocaf tetap bergantung pada keadaan alam. Maklum, penjemuran singkong tetap memakai langkah tradisional, yakni dikeringkan dibawah cahaya matahari. Rata-rata, dari usaha tepung Wonocaf ini, ia dapat memperoleh omzet berkisar Rp 63 juta-Rp 100 juta setiap bln..
Sumber : eciputra. com