Bubur ayam terhitung masakan yg akrab di lidah orang Indonesia. Penggemarnya lalu banyak, hingga usaha bubur ayam tidak ada matinya. Satu diantara yg telah berjualan bubur turun temurun Sutrisno Abduh di Jakarta. Ia melanjutkan usaha bubur yg dirintis ayahnya dari 1970-an.
Dahulu, ayahnya tetap berjualan memakai gerobak di kaki lima. Tetapi, bersamaan saat, jualannya semakin laku. Ia lalu mematenkan usahanya dengan nama Bubur Ayam Cirebon dari 2001 silam.
Sama namanya, ia mengusung bubur khas Cirebon. Jadi, kuahnya memakai kuah sup yg telah sarat bumbu. Sutrisno mengklaim, bubur buatannya mempunyai rasa yg enak serta berkwalitas. ” Saya gunakan beras nomer 1, resepnya juga telah turun-temurun, ” katanya.
Satu porsi Bubur Ayam Cirebon di bandrol dimulai dari Rp 6. 000 sampai Rp 8. 000.
Dari Mei ini, ia tawarkan kesempatan kemitraan. Ada dua paket yg dapat diambil. Paket gerobak 1 seharga Rp 25 juta. Mitra bakal memperoleh gerobak, panci bubur spesial, peralatan dapur lengkap, peralatan usaha, kursus, promosi, serta seragam.
Lalu, paket gerobak 2, dengan investasi Rp 30 juta. Mitra bakal memperoleh perlengkapan yg sama. Bedanya ada up date menu, jadi mitra memperoleh menu penambahan, seperti variasi sate serta makanan ringan.
Sutrisno meyakini, mitra bisa mencapai omzet lebih kurang Rp 9, 6 juta satu bulan, dengan estimasi jual 40 mangkok /hari. ” Tujuan laba bersih 12%-30%. ” Jadi dapat balik modal lebih kurang 4 bln., ” prediksinya.
Mitra harus beli kecap serta bumbu spesial dari pusat. Pusat bakal mengutip royalty fee sebesar 5% dari omzet.
Sumber : kontan. co. id