You are here
Home > Pojok UMKM > Selain Cinta, Wajib Tahu 5 Hal Ini Sebelum Menikah

Selain Cinta, Wajib Tahu 5 Hal Ini Sebelum Menikah

Sebelum MenikahTak hanya menjawab pertanyaan mutlak sekitar kenapa dia orang yg anda tentukan, benarkah dia pasangan yg anda inginkan, merefleksi kembali keunggulan serta kekurangannya, terhitung kesiapan berhadapan dengan perbedaan prinsip serta langkah pandang, ada hal mutlak yg harus disiapkan saat sebelum menikah : mental, kesehatan, keuangan, investasi, terhitung hari esok pekerjaanmu.

Sudahkah Anda siap mental?

Kesiapan mental. Saat mengambil keputusan menikah, berarti anda mesti siap terima pasangan, hidup berbarengan pasangan dalam satu atap, juga menjalin rekanan baik dengannya. Yg anda butuhkan di sini yaitu kematangan psikologis supaya lebih gampang menjalin komunikasi, terima situasi, serta lebih dewasa mengelola konflik atau persoalan, ungkap psikolog Lisnawati dari Kampus Muhammadiyah Surakarta (UMS). Aktivis wanita serta anak, Rabiah Al Adawiyah, juga menyampaikan tidak hanya legal dengan cara agama atau negara, pernikahan mesti dikerjakan dengan persiapan masak, baik kesiapan fisik, mental, ataupun perekonomian yg cukup. “Jangan cuma turut trend serta asal halal, butuh dipikirkan persiapannya, ” ungkapnya.

Kesiapan lain yaitu masalah terima anggota keluarga baru yg juga mesti di perhatikan. Sisi ini cukup sukar, namun tidak ada pilihan tak hanya belajar menyayangi keluarga pasanganmu sama seperti menyayangi keluarga sendiri. Ingat, perlakuan tidak sama benar-benar barangkali menyebabkan kecemburuan, jadi bersikaplah adil. Tidak berhenti disana, mengambil keputusan menikah, anda lalu mesti konsentrasi membangun keluarga kecil, yg berarti kurangi saat serta perhatian diluar persoalan rumah tangga, seperti pekerjaan, teman-teman, juga hobi. Waktunya bertanggungjawab pada ketentuan besar yg telah anda tentukan, serta lagi-lagi, perlu mental yg kuat di saat awal penyesuaian status barumu kelak.

Premarital medical check up!

Hal semacam ini mutlak, namun sering disepelekan. Mendekati pernikahan, benar-benar butuh memeriksakan kesehatanmu serta pasangan, terhitung mengecek kesuburan tiap-tiap plus lakukan imunisasi. Yg paling umum dikerjakan yaitu kontrol TORCH : Toxoplasmosis, Other (syphilis), Rubella, Cytomegalovirus (CMV), serta Herpes simplex virus (HSV). Beberapa orang berasumsi sisi ini tidak mutlak, walau sebenarnya sikap sama-sama terbuka persoalan kesehatan tiap-tiap, menurut dr. Frizar Irmansyah dari RS Pusat Pertamina, amatlah diperlukan. Fungsinya, diantaranya, menghindar penularan penyakit, mendeteksi kelainan bawaan, hingga mengecek kesehatan tiap-tiap.

Tes kesehatan sesungguhnya dapat dikerjakan kapan lalu, namun yg membedakan dengan tes pra-menikah yaitu akhirnya yg punya pengaruh juga pada pasangan, serta calon anak. “Hal ini selanjutnya juga jadi pembuktian cinta, bila saat sebelum menikah benar-benar cinta apakah tetap akan terima atau tak sesudah tahu keadaan kesehatan pasangan, ” jelas dr. Frizar.

Bekal finansial tetap jadi keperluan utama

Persoalan keuangan serta harta memanglah paling peka. Tetapi, siap berumah tangga, siap juga mengorek-korek sisi yg satu ini. Seorang rekan mengaku pernah alami kebingungan waktu bakal mengambil keputusan beli rumah atau mobil lebih dahulu saat bakal menikah. “Kalau beli rumah dahulu kami bingung bagaimana dengan transportasi ke kantor. Walau sebenarnya, dengan duit yg kami mempunyai cuma dapat beli rumah di tepi Jakarta. Nah, bila beli kendaraan dahulu, kami tidak mempunyai hunian, ” ungkapnya. Rekan lain memimpikan dapat mandiri dalam hal segala nya, tidak hanya finansial. “Di mana-mana pasangan menikah maunya mempunyai rumah sendiri, pisah dari orangtua. Itu juga sebagai mimpiku sekarang ini, ” jelasnya.

Menikah tidak semudah resmikan jalinan di mata agama ataupun hukum. Hidup berbarengan mempunyai masalah yg tambah lebih rumit dari hal semacam itu, lantaran banyak yg harus direncanakan dengan masak. Perencana keuangan Felicia Imansyah dari Taatadana Consulting menegaskan, saat awal pernikahan adalah saat mutlak pembangunan pondasi keuangan keluarga untuk saat yang akan datang datang lantaran semakin lama keperluan keluarga bakal makin kompleks dengan pertambahan anak, umur, serta keperluan hidup. Karenanya, berusahalah untuk dapat menghidupi diri sendiri, baru mengambil keputusan berumah tangga serta sharing rezeki berbarengan, supaya dapat lebih bijak dalam mengelola keuangan serta keperluan. Tahu bagaimana perjuangan memperoleh rezeki, tahu juga langkah memanfaatkannya dengan baik. Persoalan sarana apa yg bakal lebih dahulu dimiliki, seluruh kembali pada keperluan tiap-tiap. Semua ketentuan tambah baik dibicarakan berbarengan pasangan, serta yg terutama, sama biaya yg ada.

 

Bikin tabungan saat depan

Perencana keuangan dari Prime Planner, Muhamad Ichsan, mengusulkan setiap pasangan menyisihkan duit sbg bekal di saat tua, penuhi keperluan periode panjang ataupun keperluan tidak terduga yg memerlukan dana tidak sedikit. “Kita juga mesti mulai pikirkan tabungan untuk hari esok. Tidak hanya buat aku serta suami serta dana cadangan yg dapat digunakan setiap saat, namun juga dana untuk calon anak kami, ” tutur seorang rekan lain yg saat ini tengah memiliki kandungan anak pertamanya. Dana untuk sang anak lalu tidak main-main, dia serta sang suami telah mempersiapkan asuransi serta investasi. Nanti, dana tersebutlah yg dapat digunakan untuk cost persalinan hingga pendidikan. “Aku juga mempersiapkan dana untuk ke-2 anakku dalam wujud investasi emas. Berjaga-jaga bila satu waktu kami kurang mujur, tidak dapat membiayai hidup, mereka telah mempunyai dana yg menanggung kesejahteraan mereka, ” jelas rekan lain yg telah 4 th. menikah serta mempunyai 2 orang anak.

Nasib karier sesudah status baru disandang

Banyak masalah, wanita meninggalkan pekerjaannya sesudah menikah, atau sesudah melahirkan anak pertama. saat sebelum menikah mempunyai karir yg bagus, tetapi kemudian seluruh itu ditinggalkan. Ini dikerjakan untuk mengutamakan keluarga daripada pekerjaan. Tidak sedikit juga yg terus berkomitmen melanjutkan karier serta melacak nafkah untuk menolong suami. Yang perlu diingat, yg utama tetaplah keluarga, lantaran jabatan serta pendapatan jadi tidak artinya bila kehidupan rumah tangga berantakan!

Psikolog Adriana S. Ginandjar membetulkan begitu sulitnya wanita menggerakkan peran multifungsi sbg ibu rumah tangga, istri, anggota penduduk, sekalian wanita karier dengan berhasil, “Maksimal seluruh peran itu dapat dikerjakan dengan cara seimbang, ” pesannya. Ya, dikerjakan dengan seimbang serta terus pada satu tujuan, untuk kesejahteraan keluarga. Bila lalu karier tidak dapat menanggung keluarga utuh, telah tahu kan, mana yg harus dikorbankan?

Sbg intermeso, telah membaca novel Oksimoron-nya Isman H. Suryaman? Bicara perihal pernikahan, novel ini cocok untuk di baca. Menceritakan kehidupan pernikahan Alan serta Rine, beragam realitas bertebaran di dalamnya. Kebahagiaan hampir tidak datang sesering saat awal mereka mengambil keputusan berkomitmen lantaran pasangan suami-istri mesti berjuang hadapi berbagai hal yg bertolak belakang, dimulai dari orangtua, mertua, tetangga, kerukunan, keharmonisan rumah tangga, kehamilan, hingga hadirnya orang ketiga. Bahwasanya, pernikahan tidaklah cerita dongeng dengan akhir yg pasti membahagiakan, tetapi cerita drama yg akhir kisahnya, bergantung bagaimana anda serta pasanganmu menjalaninya.

Pernikahan tidaklah akhir dari cerita cinta, tetapi awal dimulainya petualangan pasangan yg sama-sama menyukai serta berkomitmen sebeban-sepenanggungan, sehidup-semati. Serta ini tidaklah suatu petualangan yg gampang. Untuk dapat melaluinya, butuh pondasi yg kokoh. 5 bekal utama yg anda perlukan telah kami bagikan, saat ini waktunya bersiap mengambil langkah ke status baru yg penuh dengan masalah baru namun mengasyikkan lantaran dilalui bareng si belahan jiwa.

Sumber : yahoo. co. id

Tinggalkan Balasan

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Top