Beberapa pelaku usaha mikro kecil menengah (UMKM) harus mesti mengambil rencana ecommerce dalam usaha mereka bila tidak mau tergilas persaingan yang semakin sengit terlebih waktu masa perdagangan bebas semakin dekat. Begitu inti himbauan APEC Business Advisory Council (ABAC) atau Dewan Penasihat Usaha APEC dalam laporannya yang di sampaikan di pertemuan APEC tempo hari.

ABAC mengungkapkan butuh ada penggalakan aplikasi tehnologi info serta komunikasi pada seluruh pelaku UMKM di Asia Pasifik. Ini benar-benar mendesak dikerjakan supaya tak tertinggal dari lokasi lain serta dapat bertahan serta unggul di dalam ganasnya persaingan.

Bila UMKM memakai tehnologi, mereka bakal berpeluang lebih tinggi untuk menjangkau akses marketing ke pasar-pasar yg tidak bakal terjangkau dengancara konvensional. ABAC juga menyampaikan harga product bakal lebih kompetitif bila pelaku UMKM akan mengaplikasikan ecommerce.

Lakukan jual beli melewati dunia maya atau yang umum dengan arti ” e-commerce ” jadi satu diantara gosip mutlak untuk mendongkrak perkembangan ekonomi lokasi. Biayanya lebih rendah dibanding cara jual beli yang reguler. Efisiensi jadi keyword disini.

Asia Pasifik mesti diakui tetap hadapi persoalan infrastruktur namun di segi lain potensi perkembangan UMKM di lokasi ini juga begitu besar serta mengundang selera.

Menurut ABAC, UMKM tetap mesti berjuang temukan sumber pendanaan usaha dari perbankan serta sumber lain yang tetap susah dibuka untuk mereka. Di samping itu, jalan keluar yang didapatkan waktu saat ini nampaknya belum sesuai serta seutuhnya mensupport sistem jual beli lewat Internet.

Untuk menangani persoalan itu, ABAC mengusulkan supaya instansi keuangan akan menggandeng pelaku e-commerce, hingga nanti bakal nampak inovasi baru dalam dunia UMKM.

Menteri Pariwisata serta Ekonomi Kreatif mari Elka Pangestu menyampaikan instansinya juga tengah mendorong UMKM di tanah air supaya selekasnya memakai perkembangan tehnologi untuk menambah bisnisnya.