Potensi usaha jamur yang makin luas bikin banyak pihak mulai meningkatkan beragam jenis product inovasi serta kiat pemasarannya. Beragamnya kreasi product yang dapat dikembangakan dari tumbuhan berspora itu semakin memberikan keyakinan khalayak bila melakukan bisnis jamur adalah kesempatan usaha yang menjanjikan. Hal tersebut yang melatarbelakangi seseorang Seno Wahyu Aji P (27) untuk menekuni serta menggerakkan pemasaran bermacam product yang terkait dengan jamur. Pada umur yang tetap tergolong muda, alumni Jurusan Agribisnis Unibraw Malang itu bangun Kampoeng Djamoer di tempat tinggalnya Gamping Sleman.
Didapati pada hari Rabu (20/7), ayah satu orang putri itu berujar bila awal mulanya dirinya adalah seseorang pengagum olahan jamur. “Ketika tinggal di Malang, saya serta istri sukai sekali dengan makanan olahan jamur, setelah geser ke Jogja saya coba membudidayakan sendiri dengan 5 buah baglog jamur tiram saat itu, ” katanya. Dari situlah, Seno lalu mulai meningkatkan usaha iseng-isengnya itu dengan bangun kumbung jamur di pekarangan tempat tinggalnya pada Bln April 2010. Tetapi lantaran produksi jamurnya tak semuanya dapat terserap pasar, beliau mengambil keputusan untuk lebih konsentrasi menggerakkan usaha retail product olahan jamur serta bermacam komponen budidayanya.
Kiat Pemasaran Jamur
Tak hanya menghasilkan sendiri product olahan jamurnya, Seno juga menjalin hubungan kerja dengan sebagian mitra yang lebih dulu eksis dalam bidang itu untuk di pasarkan produknya. “Pada awal pemasarannya, pernah alami kesusahan lantaran harga yang kami menawarkan waktu itu ‘tidak masuk’ pasar, lalu saya mengubah kemasannya jadi kecil-kecil (keripik jamur) serta memasarkannya melewati warnet-warnet yang ada di Yogyakarta, ” jelas Seno. Kiat itu nyatanya memperoleh tanggapan positif dari penduduk, hingga beliau memperluas pasarnya hingga 13 warnet. Dengan semakin berkembangnya inovasi olahan jamur, waktu ini Seno juga pasarkan kreasi abon jamur serta keripik jamur dengan beragam varian rasa. Beberapa produk itu di pasarkan melewati sebagian swalayan yang ada di Yogyakarta serta melewati media on-line (internet).
Mengusung Kampoeng Djamoer untuk brand produknya, Seno memulai pemasaran onlinenya melewati website jejaring sosial. Lantaran di rasa efisien, beliau lalu memperluas pemasarannya memakai portal iklan on-line serta jaringan potongan harga. “Yang kami memasarkan waktu ini bukan sekedar product olahannya saja, tetapi seluruh yang terkait dengan jamur seperti bibit jamur, media tanam (baglog), komponen budidaya, sampai mesin produksinya, ” paparnya. Waktu ini, Seno telah menjalin hubungan kerja dengan 5 orang supplier untuk lalu produknya di pasarkan melewati Kampoeng Djamoer.
Satu diantara supplier yang menjalin hubungan kerja dengan Kampoeng Djamoer yaitu Grup Tani Jamur Sedyo Lestari. Tim liputan bisnisUKM juga memiliki kesempatan berkunjung ke grup tani yang beralamat di daerah Sedayu Bantul itu berbarengan Seno Wahyu. Grup tani yang didirikan th 2008 oleh Ir. Lestari (45) itu sediakan bermacam product jamur seperti bibit F3 jamur tiram, jamur kuping, jamur lingzhie ; baglog jamur tiram, jamur kuping, jamur lingzhie ; keripik jamur tiram serta kuping ; dan abon jamur tiram. Ibu Lestari berujar bila sampai kini Sedyo Lestari senantiasa terbuka untuk pihak-pihak yang berkemauan untuk menjalin hubungan kerja dengannya. “Saat ini lebih kurang ada 20 mitra yang menjalin hubungan kerja dengan kami (Sedyo Lestari), dengan makin banyak mitra, maka kami tak alami kesusahan untuk memperluas pasar, ” ungkap Ibu Lestari sambil tersenyum.
Dibantu sebagian orang tenaga produksinya, Grup Tani Jamur Sedyo Lestari teratur berproduksi tiap-tiap hari. “Untuk kemampuannya, produksi bibit F3 500 botol/hari, lalu baglog jamur (F4) 1.000/hari, dan olahan jamur 10 kg/harinya, ” tambah Ibu Lestari. Bermacam kreasi product itu di pasarkan ke mitra-mitra yang menyebar di sebagian kota yang ada di tanah air seperti Medan, Bengkulu, Riau, Lampung, Solo, Boyolali, Karanganyar, dan lain-lain. Untuk lebih meringankan akses pemasarannya, Ibu Lestari juga mempunyai toko yang spesial jual bibit di kota Solo.
Dari system kerjasamanya dengan sebagian mitra jamur, waktu ini Kampoeng Djamoer mau lebih menambah pangsa pasarnya dengan bikin kreasi olahan jamur yang lain. “Kami telah mempunyai sebagian resep hasil inovasi olahan jamur yang belum ada di market, dengan demikian kami mengharapkan dengan beberapa produk itu dapat semakin menguatkan jamur untuk bahan makanan yang dapat diolah jadi bermacam makanan sehat, ” lebih Seno sekalian tutup sesi wawancara pada sore hari itu.
Untuk memulai bisnis jamur juga sangat mudah dan murah. Anda cukup menyediakan tempat yang terhindar dari cahaya matahari langsung, media tanam (baglog), serta bibit jamurnya. Proses pemeliharaan juga sangat mudah, banyak sekali sudah blog atau website yang mengulas tentang cara atau tips bididaya jamur yang dapat segera anda pelajari.
Sekses terus para pelaku usaha Indonesia!
Sumber: bisnisukm.com