Edward Forrer adalah satu diantara merk sepatu pria serta wanita yg cukup populer di pasar domestik. Merk sepatu asal Bandung ini di ambil dari nama pendirinya, Edward Forrer.
Berdiri dari th. 1989, Edward Forrer saat ini mempunyai keseluruhan enam gerai di Bandung, Denpasar, Malang, serta Jayapura. “Dua gerai di Bandung punya sendiri, namun sisanya punya franchisee, ” kata Wulan Purnama Sari, Staf Marketing Edward Forrer.
Edward Forrer tawarkan waralaba dari th. 2008. Dalam hubungan kerja waralaba ini cuma ada satu paket investasi yg di tawarkan, yaitu paket senilai Rp 200 juta.
Tetapi, investasi itu belum terhitung franchise fee sebesar Rp 50 juta untuk kerja sama sepanjang lima th., serta Rp 75 juta sepanjang 10 th..
Dengan investasi sebesar itu, mitra bakal memperoleh sarana berbentuk design interior, eksterior, stock sepatu awal, kursus karyawan, promosi, serta legalitas.
Mitra yg tertarik dengan tawaran ini mesti mempersiapkan toko seluas 100 mtr. persegi. Dalam 1 bulan, mitra diperkirakan mengantongi omzet sampai Rp 50 juta dari penjualan 200 gunakan sepatu. Adapun laba bersihnya lebih kurang Rp 6, 369 juta saban bln.. “Target balik modal kami lebih kurang 37 bln., ” jelasnya.
Edward Forrer sediakan bermacam jenis sepatu pria serta wanita dengan banyak pilihan warna. Sepesang sepatu dihargai mulai Rp 250. 000 – Rp 350. 000.
Edward Forrer juga melayani orderan pembuatan sepatu dengan jenis serta warna spesifik sama selera customer. “Walau cuma pesan satu gunakan sepatu dengan jenis spesifik bakal kami layani, ” paparnya.
Potongan harga 45%
Menurut Wulan, tiap-tiap mitra Edward Forrer harus beli sepatu dari pusat. Tiap-tiap pasag sepatu memperoleh potongan harga sampai 45%. “Kami jual dengan sistem beli putus untuk franchisee, ” kata dia.
Wulan mengaku, pihaknya saat ini tengah gencar-gencaranya tawarkan waralaba. Tujuan th. ini dapat menambah tiga gerai lagi di daerah Medan, Garut, serta Makassar. Tak hanya pasar lokal, sepatu Edward Forrer juga telah merambah pasar luar negeri, seperti Malaysia serta Rusia.
Evi Diah Puspitawati, Pengamat Waralaba dari International Franchise Business Management menilai, potensi pasar sepatu cukup besar karena banyak diperlukan penduduk.
Tetapi demikianlah, ada sebagian tantangan usaha ini yg butuh diantisipasi, seperti trend sepatu yg gampang berubah-ubah. Menyiasati pergantian trend ini, rotasi penjualan mesti cepat.
Mitra juga mesti tahu selera sepatu di daerahnya tiap-tiap. Menurut Evi, selera tiap-tiap kota dapat berlainan. ” Sistemnya juga butuh dipikirkan, contohnya stock yg tidak laris terjual serta ketinggalan zaman, apa bisa ditukar kembali ke pusat atau sistem beli putus? ” tutur Evi
sumber : kontan. co. id