Ayam goreng tepung jadi satu diantara menu favorite kebanyakan orang. Yang berminat dari beragam susunan penduduk serta umur. Inilah yang meningkatkan pelaku usaha kuliner ayam goreng selalu jadi tambah, baik yang menggunakan brand asing ataupun lokal. Mereka mau peruntungan di usaha ini.
Satu diantara yang menjajal usaha ayam goreng tepung yaitu Lulut Hartoko di Jakarta Timur. Ia membangun usaha Ananda Fried Chicken (AFC) dari 2011 silam.
AFC tawarkan ayam goreng tepung yang diracik memakai bumbu khas. “Dari sisi rasa tak kalah dengan kemitraan ayam goreng tepung yang telah populer, ” klaim Lulut.
Satu potong ayam goreng tepung AFC di jual berkisar Rp 6. 000 sampai Rp 7. 500. Agar lebih cepat berkembang, dari Agustus th ini, Lulut buka kemitraan usaha AFC.
Waktu ini, telah tiga gerai AFC yang beroperasi di Jakarta, Bogor serta Palangkaraya. Satu gerai punya pusat, serta bekasnya mempunyai mitra. Bila berkeinginan jadi mitra AFC, Anda mesti merogoh kocek sejumlah Rp 150. 000 untuk beli paket irit.
Ini adalah paket hubungan kerja untuk mitra bermodal terbatas. Lulut cuma berikan lima paket tepung serta bumbu. Satu paket tepung serta bumbu cukup untuk 5 ekor ayam. Satu ekor ayam dapat dipotong jadi 9 sisi.
“Jadi untuk paket irit dapat bikin 45 potong ayam, ” tutur Lulut. Mitra bisa pesan kian lebih lima paket bumbu AFC, tetapi mesti membayar lebih lebih kurang Rp 30. 000 per paket.
Lalu, ada juga paket komplit sejumlah Rp 10 juta. Mitra pada paket ini bakal memperoleh booth, peralatan masak serta pendukung komplit untuk berjualan, terhitung bahan baku tepung serta bumbu.
Adapun, bahan baku berbentuk ayam, dapat dibeli dari luar, karena Lulut tak mewajibkan mitra beli dari pusat. Ini untuk mempermudah mitra yang ada diluar daerah.
Lulut memperkirakan, satu gerai AFC dapat mencapai omzet lebih kurang Rp 8, 25 juta sampai Rp 16, 5 juta per bln. Dengan laba bersih lebih kurang 28%, mitra dapat balik modal lebih kurang empat bln sampai lima bln.
Tetapi, simulasi itu tak mengkalkulasi pengeluaran untuk bayar upah karyawan. Pasalnya, Lulut beranggapan, mitra bakal menggerakkan sendiri usahanya. Lulut tak memungut ongkos royalti ataupun ongkos kemitraan (franchise fee).
Ia juga tak mewajibkan mitra memakai AFC untuk merk dagang. Walau demikian, ia terus merekomendasikan mitra memakai merk AFC supaya dapat berkembang lebih cepat. Ia menempatkan tujuan pembukaan 10 gerai baru punya mitra pada th depan.