Passion (gairah) untuk menggeluti industri tehnologi info (TI) senantiasa berkobar dalam jiwa Harry Surjanto. Passion itu juga yg sudah mengantarkannya menempati posisi puncak sbg presiden direktur PT Computrade Technology International (CTI).
Harry Surjanto mengawali seluruhnya dari 0. Dengan kerja keras, kegigihan, serta gairah yg menggelora, ia membangun CTI. Akhirnya, cuma dalam tempo 10 th., CTI tumbuh serta berkembang jadi satu diantara perusahaan TI terkemuka di tanah Air. CTI juga sudah berhasil melahirkan enam anak usaha.
Satu diantara kunci keberhasilan Harry Surjanto yaitu menghilangkan ketergantungan karyawan pada seseorang, terlebih dirinya, serta buang jauh-jauh ” superman ” dari perusahaan.
“Suatu perusahaan, terlebih dengan banyak karyawan, tdk dapat dikelola oleh satu orang. Tak ada superman. Maka dari itu, beberapa orang di level bawah mesti dikasih peluang untuk tumbuh. Bila karyawan di beri peluang mempunyai karier yg baik, maka perusahaan juga bakal tumbuh dengan baik, ” kata Harry Surjanto di Jakarta, belum lama ini.
Banyak langkah mendorong karyawan di level bawah untuk terus tumbuh serta berkembang. ” Yang paling mutlak, saya mesti terbuka, berikan mereka peluang, ikhlas bila mereka berbuat salah, serta berani berikan wewenang pada mereka, ” tutur dia.
Harry Surjanto tidaklah jenis atasan yg otoriter. Ia yakin, dengarkan orang lain, terhitung karyawan di level bawah, dapat menyerap beberapa hal positif yang bisa membesarkan perusahaan.
Harry juga menjunjung tinggi dua hal, yaitu integritas serta kerendahan hati. “Integritas adalah hal utama. Yang ke-2, rendah hati. Rendah hati yaitu asal-muasal ilmu dan pengetahuan. Dengan rendah hati, kita dapat dengarkan orang lain, ” paparnya. Tersebut wawancara dengan Harry seperti dinukil dari Investor Daily :
Dapat dikisahkan perjalanan karier Anda?
Tak ada grand plan yg demikianlah hebat. Saya meniti pendidikan di Kampus Kristen Satya Wacana, Salatiga, jurusan tehnik elektro, lulus pada 1989. Lalu saya bekerja di bagian TI hingga saat ini. Awalannya, saya memanglah pingin bekerja di bagian tehnik. Saya masuk PT Multipolar Corporation Tbk pada awal 1990. Saya bekerja di perusahaan ini sepanjang hampir 14 th..
Lalu, mulai mengembangkan usaha distributor Multipolar, dari 2001 hingga 2002. Multipolar tdk dulu jauh dari bidang distributor chip. Tetapi, perusahaan ini mulai bergerak ke arah layanan konsultan TI. Selanjutnya berdirilah PT Computrade Technology International (CTI), saya menjabat sbg presiden direktur CTI dari 2003 hingga saat ini.
Bagaimana perubahan bisnisnya?
Dari 2003, CTI melanjutkan jenis usaha Multipolar yg telah ada. Ada dua merk utama yg kami distribusikan, yaitu Oracle untuk product peranti lunak (software) serta IBM untuk product peranti keras (hardware). Pada prosesnya, kami terus mengembangkan jaringan distribusi ini.
Sekarang ini CTI telah mempunyai enam anak perusahaan, yakni Blue Power Technology (BPT) yg konsentrasi sediakan product software serta hardware IBM, Central Data Technology (CDT) sbg perusahaan yg konsentrasi sediakan software serta hardware dari Oracle, serta Virtus Technology Indonesia (VTI) yg sediakan jalan keluar network. Tiga anak usaha CTI ini adalah perusahaan yg paling masak.
Setelah itu, lantaran beberapa mitra usaha memerlukan tenaga pakar TI, kami lihat kesempatan itu dengan mengembangkan usaha outsourcing. Maka berdirilah Xsis Mitra Utama (Xsis) yg konsentrasi pada outsourcing sumber daya manusia (SDM). Dua anak usaha CTI yang lain, XDC Indonesia, sediakan infrastruktur TI untuk perusahaan taraf menengah, serta Niaga Sempurna Paramitra (NPP) konsentrasi pada service layanan TI. Perusahaan ini konsentrasi lakukan implementasi TI dengan cara end-to-end.
Ada kesusahan bekerja dari tehnis ke sales?
Ya, saya akui awal mulanya sedikit sukar. Orang marketing itu mesti banyak komunikasi. Namun saya berusaha menempatkan diri.
Apa saja tantangan menggerakkan usaha TI?
Tantangannya berlainan. Dari awal, kami mesti membangun perusahaan untuk dapat di terima. Waktu telah mulai berdiri, strateginya juga tidak sama. Saat ini CTI telah berumur 10 th., telah cukup di kenal orang. Bila dahulu kami mulai dengan 20 orang karyawan, saat ini keseluruhan hampir 500 orang.
Tantangannya saat ini yaitu bagaimana dapat terus bertumbuh. Diluar itu, bagaiamana terus mengetahui pasar. Saat ini kami juga konsentrasi, bagaimana berikan peluang pada 500 orang karyawan untuk dapat berkarier dengan baik. Bila mereka dapat berkarier dengan baik, perusahaan ini pasti bakal berkembang.
Menurut saya, perusahaan yg tidak sehat itu yaitu perusahaan yg tidak dapat berikan peluang karier yg baik untuk karyawannya. Terdapat banyak perusahaan yg mengangkat karyawan, tiada dibutuhkan. Hal semacam ini dapat menyebabkan fatal, lantaran usaha perusahaan tdk bertumbuh. Aturan ini kerap di buat sendiri oleh beberapa yang memilikinya.
Oleh karenanya, saya juga tdk dulu bikin aturan dengan cara sembarangan. Saya senantiasa bicara pada beberapa karyawan. Kita mesti tumbuh dengan langkah yg substantiaded, agar saya dapat berikan peluang berkarier untuk beberapa karyawan.
Jenis kepemimpinan apa yg Anda aplikasikan?
Kuncinya, seluruh orang mesti sadar perusahaan ini butuh terus naik. Langkahnya yakni mempromosikan seseorang lantaran memanglah berkemampuan, bukan hanya mempromosikan orang lantaran dia telah tua dsb. Kami pingin berikan peluang pada seluruh untuk tumbuh berbarengan. Serta, ini butuh pemikiran berbarengan.
Pada 2011, saat karyawan kami 300 orang, serta pertama kali menembus revenue Rp 1 triliun, saya katakan perusahaan ini telah besar. Pada awal 2012, saya katakan, saya tdk dapat lagi berperan sesignifikan yg dahulu. Saya mengajak beberapa mitra untuk turut berkontibusi. Bila tdk, kami bakal tersendat.
Satu lagi, Kami senantiasa terima kembali orang yg telah resign dari perusahaan dengan baik-baik, untuk bekerja di area kami lagi. Sekurang-kurangnya, dua direksi di CTI dulu keluar serta lalu kembali lagi. Juga, di level bawah jumlahnya semakin banyak. Ini tunjukkan, Kami cuma coba berikan peluang pada karyawan untuk lihat dunia luar. Namun dengan catatan, mereka dapat kembali berhimpun dengan CTI bila keluar dengan baik-baik.
Langkah Anda mengelola karyawan?
Pertama, tdk dapat ditangani oleh satu orang, tak ada superman. Oleh karenanya, beberapa orang di level bawah mesti dikasih peluang untuk tumbuh. Untuk mendorong mereka akan tumbuh, ya kami mesti terbuka, berikan mereka peluang, berani merelakan bila mereka berbuat salah, berani berikan wewenang pada mereka. Kami mesti berani lakukan itu seluruh.
Karyawan di level bawah bakal terkait dengan atasannya. Mereka telah jarang bersua saya. Paling kerap, mereka bersua atasan di level manager.
Pada awal berdiri CTI, saya konsentrasi tentang eksistensi perusahaan, bagaimana dapat bertahan. Pada waktu itu barangkali orang lihat one man show. Sistem membangunnya lebih kurang dua hingga tiga th.. Peristiwa mutlak kemudian, perusahaan ini seperti anak remaja, yaitu memastikan arah akan dibawa ke mana. Serta, ini tampak dari grafik perusahaan sepanjang 10 th.. Perkembangan awal naik, lalu sedikit agak datar, lalu naik lagi. Bila saya menyebutkan ini sustainability jenis. Kami butuh saat dua hingga tiga th. temukan definisi sustainability jenis.
Ke-2, saya mulai masuk ke step pendelegasian. Tim inti mulai di bangun, lantaran saya tdk dapat sendirian lagi.
Saya baru mengerti, saat sebelum CTI dipecah jadi enam, sesungguhnya kami telah konsentrasi mengembangkan usaha. Kesadaran ini menolong kami dalam step pendelegasian, yaitu cuma bikin jenis usaha yg sama pada sebagian divisi, namun sisanya yaitu pintar-pintarnya tiap-tiap divisi mengembangkan jenis bisnisnya. Sesudah dipecah jadi enam, perkembangan usaha nyatanya dapat lebih cepat. Nah, saat ini kami kembali pikirkan lagi ke arah mana perusahaan ini akan bergerak.
Bagaimana dengan go regional?
Go regional memanglah telah lama kami rencanakan. Idenya seperti ini, pertama jenis usaha kami yg tradisional mulai memperlihatkan uniqueness. Beberapa prinsipal kami juga menghendaki mengaplikasikan ini di regional. Di Indonesia, pemain asing telah masuk seluruh. Beberapa orang katakan, mereka jadi kuat serta besar lantaran mereka main di sebagian negara. Lalu mengapa kami tdk seperti itu?
Di Indonesia, perusahaan TI yg telah besar, jarang ekspansi ke luar. Tidak sama dengan Singapura, perusahaan kecil disana telah ekspansi ke luar negeri. Selanjutnya, kami yakin diri untuk mengambil keputusan ekspansi ke regional, dengan pertimbangan perusahaan telah mature serta area gerak dapat lebih luas. Negara yg disediakan untuk ekspansi CTI yakni Malaysia. Jenis bisnisnya bakal jadi tiga anak perusahaan CTI yg telah mature.
Apa filosofi hidup Anda?
Saya senantiasa menyampaikan bila Anda pingin orang lain berbuat baik pada Anda, maka Anda mesti berbuat baik pada orang lain. Bila Anda tidak mau orang lain berbuat jahat pada Anda, maka janganlah berbuat jahat juga pada orang lain.
Itu juga berlaku di perusahaan?
Untuk di perusahaan, hal yg utama yaitu integritas. Yang ke-2 yakni rendah hati, saya lebih menggaris bawahinya sbg tdk sombong, akan dengarkan orang lain. Saya meyakini tiap-tiap orang memiliki keunggulan serta kekurangan tiap-tiap. Janganlah merasa jadi chief executive officer (CEO) yaitu menduduki jabatan yg paling tinggi, lalu merasa paling pandai.
Dengan dengarkan orang lain, kita dapat belajar banyak. Rendah hati yaitu asal ilmu dan pengetahuan, lantaran kita dapat dengarkan orang. Intinya yaitu hasrat untuk terus menggali. Nilai setelah itu yg digunakan di perusahaan yaitu senantiasa pingin tambah baik. Saya mengharapkan, nilai-nilai ini tak lagi bertentangan dengan kepercayaan apapun lantaran karakternya universal. Harapan saya, nilai-nilai itu dapat diaplikasikan tiap-tiap orang di perusahaan. Bila nilai ini digunakan, individu bakal tumbuh, serta perusahaan akan tumbuh.
Beberapa orang ajukan pertanyaan, mengapa perusahaan TI mempunyai value seperti ini. Menurut kami, perusahaan TI tidak sama dengan perusahaan manufaktur yg mempunyai pabrik. Kunci perusahaan TI itu people. Jadi ini mutlak sekali.
Obsesi Anda yg belum terwujud?
Obsesi saya bukan hanya perihal pendapatan yg tinggi. Namun, saya pingin beberapa orang mempunyai value, saya membanyangkan organisasi itu seperti orang yg jalan. Mengasyikkan sekali, saya berhubungan dengan beberapa karyawan, tetapi bukan hanya sbg leader. Perumpamaannya, saya senantiasa menggerakkan gagasan pada satu protokol. Saya senantiasa ajukan pertanyaan pada karyawan tentang apa yg tengah mereka lakukan. Mengapa saya ajukan pertanyaan seperti ini, lantaran tiap-tiap orang mempunyai prioritas serta pekerjaannya sendiri.
Saat pingin berikan suatu pekerjaan, saya juga turut menimbang, lebih mutlak pekerjaan yg bakal saya berikanlah atau pekerjaan yg tengah mereka lakukan. Saya ingin prinsip ini ada di tiap-tiap karyawan. Didalam perusahaan, lingkungan seperti ini dapat cukup mengasyikkan.
Bila obsesi yg bisa disebut ” lucu-lucuan ” yaitu saya pingin satu waktu kelak, apabila pergi ke negara-negara di ASEAN, ada seseorang yg menjemput serta menyongsong saya. Kian lebih itu, harapan saya, perusahaan ini janganlah cuma bergantung pada satu profil.
Sumber : eciputra. com