Siswono Yudo Husodo merupakan salah satu tokoh popular di Tanah Air. Tak hanya menjadi entrepreneur, ia juga di kenal untuk politisi senior yang lama malang melintang di ranah perpolitikan. Karier politik serta usaha telah dirintisnya dari muda. Maka dari itu, untuk Siswono, dunia politik serta usaha tidak dapat dipisahkan dari hidupnya. Pria kelahiran Long Iram, Kutai Barat, Kalimantan Timur, Juni 1943 ini memulai kariernya dengan menjadi entrepreneur.
Lulus dari Institut Tehnologi Bandung (ITB) th 1968, Siswono segera terjun ke dunia usaha dengan membangun PT. Bangun Cipta Sarana. Usahanya ini resmi berdiri pada 28 Januari 1969.
Siswono mengetahui dunia entrepreneur dari duduk di bangku kuliah. Itu juga berlangsung dengan cara kebetulan. Ceritanya, Siswono waktu itu diskor dari kampusnya lantaran menjabat Wakil Laskar Komandan Soekarno. Suatu organisasi gerakan mahasiswa yang dilarang di zaman Presiden Soerharto.
Waktu itu peristiwanya lebih kurang th 1966, waktu Soeharto baru berkuasa. Soeharto waktu itu tengah gencar-gencarnya memberangus seluruh hal yang berbau Orde Lama. Tak tanggung-tanggung, Siswono diskors empat th dari bangku kuliah.
Yang mebuat saya sedih saat diskors itu, ibu saya turut sedih. Pasti seseorang ibu menginginkan anaknya jadi insinyur, ibu saya berpikir habislah kisah pendidikan anaknya ini, tuturnya dalam wawancara spesial dengan KONTAN di Semarang.
Tidak mau menaikkan rasa sedih ibunya, ia juga mulai memikirkan bagaimana caranya dapat bertahan (survive) di dalam semua keterbatasan. Lalu ia memperoleh inspirasi untuk melakukan bisnis. Menurut dia, jalur wiraswata adalah pilihan paling realistis. Soalnya, untuk seseorang pendukung Soekarno, kemungkinan kecil dirinya dapat di terima bekerja di lembaga manapun.
Siswono memulai karier bisnisnya dengan berjualan semua jenis barang, seperti karung, rokok, kedelai, serta bawang putih. Dia bersukur, meski tak mempunyai pengalaman niaga, perjalanan bisnisnya relatif mulus. Saya rasakan bila Tuhan membukakan jalur dan berikan keuntungan yg tidak sempat diprediksi, katanya.
Dari beragam komoditas itu, pada akhirnya Siswono konsentrasi tekuni usaha penjualan bawang. Saat itu, Siswono pandai melihat kesempatan. Ia lihat, harga bawang di Jakarta lebih mahal dari daerah.
Ia juga konsentrasi memasok bawang putih ke Jakarta. Pasokan bawang diambilnya dari daerah Malang, Jawa Timur. Lalu ia memperoleh info lagi bila harga bawang di Palembang lebih tinggi dari Jakarta.
Dari Jakarta, bawang itu di jualnya ke Palembang. Dari situ banyak keuntungan yang didapat Siswono. Dari hasil jualan bawang, saya dapat beli BMW R 27, katanya bangga.
Ia juga pedagang yang jeli berhitung. Untuk memperoleh harga paling baik, Siswono pelajari siklus tanam bawang. Ia juga memperoleh pengetahuan bawah tiap-tiap th kabisat saat curah hujan senantiasa tinggi, tanaman bawang pasti hancur. Soalnya, bawang cuma butuh air di awal perkembangan.
Lantaran produksinya menyusut, harga bawang putih pada th kabisat senantiasa melambung. Lihat itu, dia juga rajin mencatat siklus itu dengan beli bawang sebanyak-banyaknya sebelum saat th kabisat datang. Saya timbun dahulu, th kabisat harga nya naik serta saya jual untung banyak, tuturnya.
Th 1968, ia di terima kembali kuliah di ITB. Waktu itu tinggal tersisa dua mata kuliah yang sukses dituntaskannya th itu juga dengan menyabet gelar insinyur. Namun di masa itu tetap anti Soekarno, saya daftar ke lembaga pasti tidak diterima, jadi mustahil bekerja di pemerintahan, katanya.
Berbekal pengalaman berjualan bawang, ia juga terdorong memahami dunia usaha. Untuk sarjana tehnik, ia menentukan terjun ke usaha kontruksi serta property. Lebih kurang 1969, ia lalu membangun PT. Bangun Cipta Saran dengan modal awal Rp 7,5 juta.
Waktu awal meniti usaha itu, lokasi kantornya dipusatkan di garasi tempat tinggal orang tuanya di Jakarta. Usaha dimulainya dengan menggarap proyek kecil-kecilan, seperti melakukan perbaikan SC, renovasi tempat tinggal, serta bangun pagar tempat tinggal.
Di usaha ini, Siswono dibantu tiga rekannya sesama alumni ITB, salah satunya Faturochman rekan seangkatan di ITB dari Solo, Jawa Tengah serta Lee Gan Young rekan angkatan asal Lawang, Malang, Jawa Timur.
Usaha mereka selalu berkembang bersamaan pesatnya perkembangan ekonomi di masa Soeharto. Kebetulan waktu itu Soeharto gencar bangun proyek-proyek infrastruktur.
Menurut Siswono, sepanjang 30 th Soeharto berkuasa, ekonomi Indonesia selalu moncer dengan laju perkembangan rata-rata 7% tiap-tiap tahunnya. Dengan perkembangan yang cukup kencang itu, kesempatan usaha kontraktor benar-benar terbuka lebar.
Ia mengakui, terlibat dalam banyak proyek infrastruktur waktu itu. Salah satunya pembangunan jalur dari Aceh sampai Papua, proyek perumahan real estate, gedung-gedung, apartemen, dan pelabuhan-pelabuhan di Bengkulu, Batam, serta ada banyak lagi. Pokoknya sangat banyak pekerjaan kami pada masa itu, tuturnya.
Kiprahnya yang penting didunia kontruksi pada akhirnya mulai dilirik Soeharto. Untuk pengagum Soekarno, dia diakui oleh Soeharto bangun makam Soekarno di Blitar, Jawa Timur. Saya pernah ajukan pertanyaan ke Pak Soeharto mengapa meminta saya bangun makam Soekarno. Dijawab Soeharto, lantaran anda adalah pengagum Soekarno, kisahnya.
Setelah itu, ia juga minta bangun makam bekas Wakil Presiden M. Hatta di Tanah Kusir, Jakarta. Kemudian, ia juga di panggil lagi oleh Soeharto. Tidak diduga, saat ini ia ditawari jabatan menteri. Masuk ke dalam birokrasi pemerintahan itu tak sempat terlintas dalam pikiran saya, tuturnya.
Terima tawaran itu, ia juga melepas jabatannya untuk Direktur Utama PT. Bangun Cipta Sarana. Agar tak ada konfik keperluan, pada akhirnya saya bebaskan jabatan untuk direktur utama, tuturnya.
Untuk menghindari dirinya dari praktek korupsi, ia juga menghindari perusahaanya dari proyek-proyek pemerintah. Lantaran bakal banyak sangkaan korupsi saat perusahaan ini bekerja bersama dengan pemerintah, tuturnya. Pimpinan perusahaan diserahkannya pada salah seseorang rekannya yang turut meniti usaha dari awal.
Di masa Presiden Soeharto ini, Siswono sempat menjabat Menteri Negara Perumahan Rakyat (Menpera) pada Kabinet Pembangunan V ditahun 1988-1993, serta Menteri Transmigrasi serta Tenaga Kerja pada Kabinet Pembangunan VI 1993-1998.
Lolos Dari Krisis
Sesudah tak akan menjabat menteri di th 1998, bukan hanya artinya karier politik Siswono turut redup. Hingga saat ini ia tetap terdaftar untuk politisi Partai Golkar dengan menjabat Anggota Dewan Penasehat Partai Golkar.
Saat ini ia juga terdaftar untuk Anggota Komisi IV DPR dari partai berlambang pohon beringin itu. Juga pada Pilpres th 2004, ia didapuk untuk Calon Wakil Presiden yang berpasangan dengan Amien Rais.
Didunia usaha, Siswono juga kembali aktif di PT Bangun Cipta Sarana dengan menjabat untuk Presiden Komisaris hingga saat ini. Ia bersukur, perusahaannya lolos dari krisis ekonomi th 1998 di waktu banyak perusahaan lain yang kolaps. Meski waktu itu mempunyai utang cukup besar di bank, Rp 500 miliar, tetapi untungnya utang itu dalam denominasi rupiah.
Walau sebenarnya bank tempatnya meminjam sempat menawarinya untuk menukar utang Rp 500 miliar itu dengan denominasi dollar yang bunganya lebih kecil dari utang dalam wujud rupiah. Saat itu nilai ganti satu US$ haya Rp 2.500. Dengan kurs itu, maka nilai Rp 500 miliar itu lebih kurang US$ 200 juta, katanya.
Tetapi tak tahu kenapa feeling-nya menyampaikan janganlah terima tawaran ganti utang rupiah ke dalam denominasi dollar. Mengapa tak di ambil, saya sendiri tidak paham. Jadi bila menurut saya itu betul-betul pertolongan Tuhan, tuturnya.
Waktu itu, banyak pihak di internal perusahaan menyalahkan ketentuan Siswono itu. Tetapi, tidak lama datang momen yang menguji kebenaran pilihannya itu.
Beberapa bln sesudah menampik tawaran itu, datanglah badai krisis yang ditandai dengan melambungnya nilai dollar sampai jadi Rp 15.000. Bila saya jadi mengambit tawaran itu, mendadak sontak utang dari Rp 500 miliar itu jadi Rp 3 triliun, tuturnya.
Di usianya yang 44 th, saat ini PT Bangun Cipta Sarana sudah mempunyai sekitar 25 anak perusahaan, yang bergerak di beragam bidang, seperti konstruksi pembangunan gedung tinggi, real estat, bendungan, irigasi, jalur, jembatan serta dermaga. Ada juga yang bergerak di pengadaan air minum dan proyek pengendalian kebersihan/sampah padat.
Pada 1995, Bangun Cipta juga buka perkebunan sawit bekerja sama juga dengan PT Medco. Lalu ada juga anak usaha yang bergerak di agribisnis lain yang konsentrasi di usaha sayur mayur.