Kesabaran kerapkali berbuah manis. Tidak kecuali dalam dunia usaha. Semangat yang selalu menyala serta sikap yang sabar waktu hadapi kegagalan untuk kegagalan, adalah modal meniti tangga keberhasilan.
Caroline A. Subrata dapat menunjukkan itu. Walau beragam kegagalan memberi warna awal usahanya, kesabaran dapat mengantarkan Caroline jadi salah seseorang eksportir mangaan berhasil di negeri ini.
Meniti usaha dari 0, saat ini Caroline, melewati PT Vijay Titan International, kirim 800 ton sampai 900 ton mangaan per bln, untuk penuhi keinginan baik di pasar ekspor ataupun pasar lokal.
Lima th bekerja di suatu perusahaan perkapalan, Caroline kerap bersua dengan beberapa eksportir serta importir. Dari beragam pertemuan itu, dia mengintip kesempatan melakukan bisnis batu mangaan. “Saya lihat ada penyuplai serta ada konsumen. Kebetulan, saya punya kebiasaan mengatasi mereka, ” terang Caroline.
Bermodal tabungan Rp 5 juta, wanita yang lahir di Surabaya, 14 September 1980 ini, membulatkan tekad terjun melakukan bisnis mangaan dengan membangun Persekutuan Komanditer (CV), akhir 2007. “Ini suatu ketentuan yang gila dan benar-benar nekad mengingat status saya untuk karyawan, ” tutur Caroline.
Order pertama ia dapatkannya dari seseorang konsumen asal India, sejumlah dua container atau 54 ton. Untuk penuhi keinginan itu, Caroline selekasnya mengajukan utang ke bank untuk penambahan modal, sampai terkumpul dana Rp 55 juta. Dia berburu mangaan ke seseorang penyuplai di daerah Lombok, lantaran batu mangaan paling baik banyak datang dari pulau itu.
Nyatanya, usaha trading mineral tak semudah yang ia pikirkan. “Supplier yang saya kenal dengan baik serta cukup dekat, terang-terangan menipu saya, ” seru Caroline. Penyuplai cuma kirim 37 ton batu mangaan, lalu menghilang. Walau sebenarnya, Caroline telah membayar lunas untuk 54 ton.
Automatis, order pertama juga tidak berhasil. Caroline mesti menelan kerugian sampai Rp 17 juta. “Saat itu, saya menangis lantaran order pertama tak dapat dipenuhi, walau sebenarnya duit telah habis, ” kenang dia.
Walau demikian Caroline tidak patah semangat. Order ke-2 dengan jumlah 135 ton juga selekasnya menyambutnya. Cuma, buyer berikan prasyarat batu mangaan mesti memiliki kandungan 35%.
Tidak mau tidak berhasil, Caroline juga merubah lokasi pencarian mangaan. Dia bergerilya sendiri, mencari batu mangaan di Pulau Jawa. “Tiap akhir minggu, saya menyisir daerah pelosok, mulai Blitar, Tulungagung, Trenggalek, Jember serta Yogyakarta, ” jelas dia.
Tetapi, lagi-lagi, Caroline mesti menelan pil pahit. Dari hasil analisa laboratorium, nyatanya kandungan batu mangaan yang telah terkumpul itu cuma 21%. “Pembeli menampik mentah-mentah, saya juga mesti kembalikan 50% DP, ” katanya.
Untung saja, buyer bersedia mengulur saat pengembalian DP sepanjang tiga bln. Kurun waktu kurang dari itu, Caroline sukses jual batu mineral itu pada konsumen lokal. Dia juga membayar lunas DP buyer, walau terus memikul rugi.
Belajar Dari Kegagalan
Walau tidak berhasil, Caroline tidak putus harapan melakukan bisnis. Hal semacam itu berbuah makin kuatnya keyakinan buyer. Dia kembali memperoleh order 10 container. Belajar dari pengalaman, sebelum saat pengiriman, Caroline menguji kandungan mangaan dengan tes laboratorium berulang-kali.
Tetapi, dia kembali tertipu. Penyuplai yang nakal menukar batu mangaan berkwalitas rendah di gudang saat malam hari sebelum saat pengiriman. Lagi-lagi, Caroline tidak untung. Tak hanya kemampuan yang banyak, batu itu telah telanjur dikapalkan menuju India. “Saya terpaksa tarik kembali ke Indonesia, ” tegas dia.
Karena kelihaian dalam negosiasi, Caroline dapat menangani persoalannya. Dia juga belajar dari banyak kegagalan ini. Untuk melunasi utang, ia mengikat buyer dengan kontrak eksklusif, sepanjang enam bln.
Halangan seakan tidak berhenti. Badai krisis 2008 turut menghempas Vijay Titan lantaran buyer menghentikan order. Mujur, Caroline memperoleh pasar baru dari China, yang lebih dahulu sembuh dari krisis.
Keadaan yang mulai membaik, baru dirasakan Caroline pada 2010. Juga, th itu dapat dimaksud saat Caroline bangkit serta lari. Tak hanya pasar yang semakin luas, jaringan supplier jadi tambah sampai Nusa Tenggara Timur serta perbatasan Timor Leste. Caroline juga dapat menjaga bisnisnya, waktu pemerintah menggelindingkan kebijakan penghentian aktivitas ekspor pada 2012.
Dia merambah usaha lain, yaitu memasok karung untuk produsen pakan ternak. “Awalnya, saya pasok karung untuk penambangan mangaan, lantaran ada keperluan disana, ” tuturnya. Saat ini, Caroline menyuplai 75. 000 lembar karung pakan ternak per bln.
Caroline juga ekspansi ke usaha angkutan pasir di Pasuruan. “Masih kecil. Baru tiga unit dump truck, ” tutur dia.
Kami punya karung bekas sak gula rafinasi dalam jualan banyak. Jika minat tolong hubungi kami Di call 081278471999