Sulaiman (Penggembala yang Menjadi Pengusaha) sukses membawa Adonan Jaya untuk produsen telur asin terkenal di Kabupaten Sidoarjo. Tidak cuma Adonan Jaya, Desa Kebonsari, kampung halamannya juga di kenal untuk kampung produsen telur asin paling besar se-Jawa Timur.
Kesuksesannya tak diraih dengan gampang. Ia membutuhkan saat lama untuk temukan resep telur asin yang enak. Sulaiman juga tidak segan terima kritikan dari pelanggan masalah mutu serta rasa telur bikinannya.
“Terkadang ada customer yang memprotes lantaran telur asin saya gampang basi serta kuning telurnya tak masir, ” cerita ayah dari dua anak ini. Maka, Sulaiman lakukan eksperimen berulang-kali hingga dapat membuahkan mutu telur asin yang seperti hasrat customer.
Sulaiman berceritera, untuk membuahkan telur asin yang enak, ia membalut telur bebek dengan kombinasi batu bata, abu arang batok kelapa serta garam. “Sebelum saat dihaluskan, baiknya batu bata dibakar lebih dulu, agar telur asin tak gampang berjamur,” jelasnya. Telur asin telah siap dikonsumsi sesudah diperam sepanjang tujuh hingga 10 hari.
Usaha Sulaiman ini rupanya juga dilirik banyak tetangganya hingga bersamaan perjalanan saat, pemain di usaha telur asin makin banyak. Maka, Sulaiman juga lakukan inovasi product dari 1992.
Ia bikin telur asin aneka rasa, seperti rasa kepiting, udang serta ikan salmon. Inspirasi ini nampak sesudah Sulaiman lihat hasil tangkapan seseorang nelayan yang juga sahabatnya. “Saya pikir, kenapa tak mencoba rasa makanan laut yang banyak disukai orang. Jadi awalilah saya uji coba,” ceritanya.
Pria kelahiran 56 th silam ini katakan, sistem pembuatan telur asin aneka rasa tidak sama dengan telur asin original. Saat peram telur asin aneka rasa sepanjang 12 hari. Nah, kemudian, telur mesti direbus lagi dalam larutan diisi rasa yang di idamkan sepanjang 4 jam. Lalu, disudahi dengan sistem pematangan akhir. Ada tiga cara pematangan akhir, yakni dengan direbus, dioven atau digoreng.
Cara pematangan ini memastikan daya tahan tiap-tiap telur asin itu. Umpamanya, telur yang digoreng cuma tahan 15 hari, sedang telur yang dioven dapat tahan 20 hari.
Inovasi itu sukses mendongkrak penjualan Adonan Jaya. Tidak cuma itu, namanya semakin popular, hingga ia tidak lagi menjual telur bikinannya ke pasar lantaran pelanggan yang malah datang ke tempatnya. Juga, banyak juga pesanan yang datang dari luar kota, serta pasar ekspor di lokasi Asia. “Untuk Jakarta saja, saya teratur kirim 2.500 telur asin per bln,” ungkap Sulaiman.
Saat ini Sulaiman sudah menapaki hari-hari dengan keberhasilan. Tetapi ia tidak sempat melupakan perjuangan bangun usaha Adonan Jaya. Ia ingat, omzet usahanya sempat jeblok sampai 30%, saat marak masalah flu burung. Saat itu, banyak bebek yang terinfeksi virus.
Saat musim hujan serta banjir, umumnya bebek juga tak dapat berproduksi hingga produksi telur asin Adonan Jaya merosot.
Belajar dari pengalaman, ia juga mengakalinya dengan menumpuk semakin banyak telur sebelum saat masuk musim hujan besar atau banjir.