Apa yang ada dipikiran Anda saat mendengar product kerajinan tangan memiliki bahan basic kaus kaki? Penasaran pastinya. Rasa penasaran itu juga yang membawa tim liputan bisnisUKM meluncur ke Bantul Yogyakarta, menjumpai pasangan muda Ahmad Nur Hadi (28) serta sang istri Lia Nirawati (24). Dua sejoli yang datang dari Mojokerto Jawa Timur itu dari Januari 2011 tekuni kreasi kerajinan tangan yang benar-benar unik, yaitu boneka, gantungan kunci, gantungan kaca mobil, tirai, serta kalung, yang seluruhnya memiliki bahan basic kaus kaki.
Bukan hanya perkara gampang memanglah untuk Lia serta Ahmad meniti usaha yang mengusung Nay Gadabra untuk brand produknya itu. Terlebih, sebelum terjun dalam produksi kerajinan tangan kaus kaki, mereka sempat rasakan kegagalan dalam menggerakkan usaha pada mulanya, yaitu jualan kemeja batik, kreasi flanel, sampai sepatu lukis. “Kegagalan itu jadi evaluasi untuk kami sampai pada akhirnya pilihan jatuh ke boneka kaus kaki (untuk product awal),” terang Lia.
“Menurut kami, boneka itu disukai oleh seluruh susunan umur, dimulai dari anak-anak sampai dewasa, tetapi boneka juga jadi product yang umum, tujuannya bukan hanya suatu hal yang special lagi, hingga kami berdua berpikir untuk berikan sentuhan lain dari suatu boneka, serta pilihan jatuh dengan bahan basic kaus kaki,” paparnya. Untuk orang awam barangkali yang dikerjakan oleh Lia serta suaminya terdengar aneh, tetapi saat lihat kreasi produknya, mengagumkan jadi kata yang paling cocok untuk penggambarannya.
“Jogja itu aura seninya tetap benar-benar kental, di samping itu disini (Jogja) kreativitas orang-orangnya juga benar-benar tinggi, alhasil kami dapat bikin beberapa produk seperti ini dapat karena di sekitar kami bertebaran beberapa orang kreatif (kerajinan tangan), hingga dapat meningkatkan adrenalin kreativitas kami,” terang jebolan Design Komunikasi Visual ISI Yogyakarta itu.
Di dukung penuh sang suami yang sempat juga mengenyam pendidikan di ISI Yogyakarta, Lia mengawali ‘petualangan’ bisnisnya itu dengan memperkenalkan kreasi sock doll ke rekan-teman dekatnya. Akhirnya, rekan-temannya berasumsi kreasi itu unik serta bernilai jual, hingga tak ada kesangsian lagi dari diri Lia serta suami untuk mengembangkannya.
Informasi Produk
Tak ada bahan baku spesial yang dipakai Lia untuk penyusun kreasi produknya. Menurut dia seluruh tipe kaus kaki dengan beragam wujud, ukuran, ataupun warna dapat dipakai untuk bahan baku. “Artinya kaus kaki yang kami pakai sesuai dengan product yang bakal di buat, baik dari sisi ukuran, wujud, serta warnanya,” jelasnya.
Ditambah sebagian komponen bahan baku lain seperti dakron, flanel, benang, dan lain-lain, Lia dalam satu hari dapat bikin 20-25 pcs bermacam wujud serta ukuran. Boneka-boneka lucu itu lalu di pasarkan dengan harga yang relatif terjangkau, yaitu Rp. 30.000 sampai Rp 120.000/pcs, bergantung wujud serta ukurannya.
Selain boneka sebagai ikon product Nay Gadabra, waktu ini juga Lia menghasilkan sebagian product lain, seperti gantungan kunci, tirai, gelang, kalung, accessories, dan lain-lain. Beberapa produk itu di produksi Lia dibantu suami serta satu orang tenaga produksinya. “Dari kami bertiga tiap-tiap telah mempunyai jobdesk sendiri, sepeti pola serta design dari saya, untuk jahit dari tenaga jahit, dan finishing umumnya juga dari saya, ” lanjutnya.
Sistem Pemasaran
Pameran atau bazaar jadi satu diantara media pemasaran yang benar-benar dihandalkan oleh Nay Gadabra. Terutama ada komune crafter Jogja yang kerap mengadakan bazaar makin meringankan mereka dalam mengenalkan dan pasarkan kreasi produknya. “Di bazaar dapat disebutkan cukup efisien, lantaran kita dapat juga berhubungan segera dengan customer, dapat dengar segera comment pada product kami seperti apa, jadi dapat sama-sama berbagi juga dengan mereka, ” terang Lia.
Tak hanya bazaar serta pameran, Nay Gadabra juga aktif dalam media on-line, seperti situs (blog) serta jejaring sosial. Menurut dia dengan media on-line jangkauan pasarnya dapat lebih luas, hingga sangat mungkin untuk dibuka dari semua penjuru. “Kalau dibanding pada bazaar dengan on-line selama ini konversi ordernya tetap tinggian di bazaar, tetapi kami meyakini saat on-line juga dikerjakan dengan cara optimal, maka keduanya dapat berikan hasil yang optimal juga, ” jelasnya.
Keluarga jadi satu diantara motivasi Lia serta Ahmad mau meningkatkan Nay Gadabra untuk brand nasional. Di samping itu, dengan berkembangya Nay Gadabra, maka hasrat mereka untuk sediakan lapangan pekerjaan untuk beberapa orang dapat juga terwujud. “Meskipun kami sadar untuk ke arah sana diperlukan usaha keras yg tidak main-main, tetapi lantaran ini telah jadi passion serta jiwa kami, maka tak ada argumen lagi untuk mundur, ” lanjutnya.
Diakhir wawancaranya, Lia sharing panduan untuk beberapa pemula yang mau meniti serta meningkatkan suatu usaha. “Intinya janganlah mudah menyerah, segera lakukan (action) apa yang dipikirkan dengan tiada banyak pertimbangan, serta yang terutama mesti meyakini, walau dalam perubahannya alami banyak kendala serta hambatan, ” katanya.