Barangkali dari beberapa besar kita belum tahu apakah itu kambing peranakan etawa. Walau sebenarnya bila dipandang dari pojok pandang usaha, kambing etawa memiliki prospek yang cukup cerah. Sekurang-kurangnya itu yang dirasakan oleh Erlangga, satu diantara dari entrepreneur kambing etawa yang telah cukup rasakan keuntungan dari usaha ini.
Erlangga atau yang umum di panggil Angga mengawali usaha ini dari pasarkan kecil-kecilan. Pasar yang dibidik yaitu Malaysia. Pria kelahiran 28 Mei 1978 ini mulai lakukan trading kambing etawa dari dia kuliah. Walau sebenarnya bila ditengok dari latar belakang pendidikannya, computer, mahasiswa tehnik informatika itu terang tak ada korelasinya.
Memahami Seluk Beluk Kambing Etawa
Angga cukup mengerti seluk beluk kambing etawa itu. Awal mulanya, kambing etawa di datangkan dari India. Kambing ini dimaksud juga kambing Jamnapari. Tubuhnya besar, tinggi gumba yang jantan 90 sentimeter sampai 127 sentimeter serta yang betina cuma meraih 92 sentimeter. Bobot yang jantan dapat meraih 91 kilogram, sedang betina cuma meraih 63 kilogram. Telinganya panjang serta terkulai ke bawah. Dahi serta hidungnya cembung. Baik jantan ataupun betina bertanduk pendek. Kambing tipe ini dapat membuahkan sampai tiga liter susu sehari.
Awal mulanya dia mencari kambing tersebut di Kaligesing, Purworejo. Menurut dia, peternakan kambing peranakan etawa di Purworejo mempunyai kelebihan komparatif di banding tipe kambing yang lain hingga butuh di kembangkan. Peranakan etawa di Purworejo dapat jadi penghasil daging serta susu, beranak kian lebih satu selama th serta gampang dipelihara, postur badannya besar serta bulunya lebat. Sedang pusat pengembangan kambing peranakan etawa di Purworejo terlebih di beberapa desa di Kecamatan Kaligesing.
Iklim serta sumber daya tempat di lokasi Pegunungan Menoreh, Kabupaten Purworejo itu jadi daya dukung kuat untuk pengembangan ternak itu. Sampai waktu ini jadi komoditas unggulan di Purworejo, populasinya tiap-tiap th alami penambahan yang cukup penting.
Mulai Meningkatkan Usaha
Awalannya cuma penuhi keperluan pasar lokal, serta saat ini sudah merambah ke pasar internasional. Sesudah bisnisnya alami perubahan, Angga mulai bangun usahanya lebih profesional. Dia membangun badan usaha dengan nama CV. Reperkasa. Ia juga mulai mengubah system pengadaan kambing etawanya. Angga mempercayakan pencarian kambing yang bagus pada seseorang “blantik” yang tahu sentra kambing etawa di pulau Jawa. Menurut dia, seseorang “blantik” pakar dalam mencari hewan mutu bagus dengan harga terjangkau. Sesudah temukan kambing etawa yang layak jual, dia menyimpan sebagian sampel ke kandangnya yang terdapat di desa Kemirikebo, Girikerto, Bantul. Si konsumen umumnya datang untuk lihat sampelnya, lalu menentukan serta menghendaki untuk selekasnya di kirim.
Produknya juga mulai ditambah. Baik untuk kebutuhan perdagangan domestik ataupun ekspor, Angga menaikkan service berbentuk perdagangan ternak serta product derivatnya. Lalu mutu ternak yang diantar distandarisasi sesuai sama prosedur yang diputuskan dalam perdagangan eksport, di mana ternak datang dari ladang bebas penyakit serta mempunyai sertifikat kesehatan datang dari uji laboratorium veterineer Pemerintah Republik Indonesia. Ternak yang diperdagangkan serta di kembangkan oleh Angga yaitu hasil ternakan yang berkembang di Indonesia yakni :
1. Kambing Jamnapari/Peranakan Etawa (PE),
2. Kambing Kacukan – Cross/Bligon,
3. Kambing Jawa Randu, Kambing Kacang,
4. Domba Kibas
5. Domba Ekor Tidak tebal, Domba Garut, serta Domba Batur
Namun butuh diingat, bila telah bermain di ekspor, janganlah sempat tengok marjin, yang utama yaitu kuantiti”, paparnya. Lalu bila di tanya persoalan pemasaran, Angga cuma memakai iklan di koran Malaysia serta internet. Dua hal semacam itu telah cukup efisien untuk mengantarkan konsumen ke peternakan Angga. Juga omset dalam satu kali transaksi pada 300 juta – 700 juta. “Saya ingin ngejar pasar Qatar mas. Buat nambah-nambah omset, ” tuturnya.
Menguber Arus Kas, Konsentrasi ke Produksi Susu
Bukan sekedar sapi, kambing juga bisa dibudidaya susunya. Mereka pelihara kambing Etawa lantaran tergiur dengan harga susu kambing yang cukup mahal. Sedang ongkos produksi atau pelihara cukup murah. “Kalau dibanding dengan susu sapi, keuntungan benar-benar besar susu ini. Lagian, ada pemasukan terus-terusan. Bila cuma trading ribet mas, ” kata Angga.
Harga susu Etawa per liter meraih Rp 40 ribu. Sedang susu sapi cuma berkitar Rp 3 ribu. Untuk ongkos produksi tiap-tiap ekor cuma menggunakan Rp 3. 000 untuk pakan penambahan setiap harinya. Sedang pakan lain seperti rumput, mereka tak beli. Satu ekor Etawa bisa membuahkan susu sejumlah 1, 5 liter setiap hari dengan pemerasan satu hari 2 x. “Jika dihitung benar-benar untung. Pakan tak susah di cari, seperti kambing umum, ” jelasnya.
Keunggulan susu kambing yaitu susu itu dipercaya dapat menaikkan vitalitas serta menambah ketahanan badan, dapat dikonsumsi untuk balita kurang dari satu tahun. Susu kambing mempunyai zat kebal serta anti oksidan yang utama dalam badan. Susu kambing nyatanya juga mempunyai sebagian keunggulan di banding susu sapi. Salah satunya, susu kambing lebih gampang diolah di banding susu sapi. Lantaran butiran lemak dalam susu kambing lebih kecil serta homogen. Susu kambing tercerna sesudah 20 menit, susu sapi 8 jam.
Supaya memperoleh susu yang berkwalitas, Angga bukan sekedar berikan rumput atau dedaunan, namun di beri makanan penambahan. Seperti tepung kedelai, tepung jagung, tapioka serta makan penambahan itu harga nya benar-benar murah seputar Rp 2. 800 per kilogram. Untuk satu ekor kambing Etawa ini cukup memerlukan seperempat makanan penambahan tiap-tiap hari. Serta pemberian makanan juga cukup satu hari 2 x. “Itu susunya telah banyak, ” katanya. Menurut dia, saat ini susu kambing telah booming. Tak hanya diakui dapat jadi minuman alternatif untuk hidup lebih sehat, keuntungan itu dapat berlipat ganda.