You are here
Home > Pojok UMKM > Dampak Kenaikan Harga BBM Terhadap Bisnis Kambing

Dampak Kenaikan Harga BBM Terhadap Bisnis Kambing

Dampak Kenaikan Harga BBM Terhadap Bisnis Kambing

umkmjogja.com – Kebijakan yang dilakukan pemerintah dengan menaikan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi tenyata memiliki dampak yang serius terhadap para pelaku usaha kecil menengah (UKM). Tak terkecuali bagi para pelaku bisnis kambing.

Kenaikan BBM mengakibatkan biaya operasional dan modal yang harus dikeluarkan semakin tinggi. Ini secara langsung mengurangi keuntungan bersih yang mereka dapatkan.

Dampak Kenaikan Harga BBM Terhadap Bisnis Kambing

Muhammad Rizki Aulia, seorang yang menggeluti bisnis kambing sejak lama sebagai pedagang daging kambing di Kampung Bustaman, Semarang, Jawa Tengah, menyampaikan, semenjak BBM naik ongkos transportasi angkutan kambing juga ikut alami lonjakan. Pada awal mulanya ongkos angkut cuma Rp 45.000 per pick up. “Namun saat ini jadi Rp 65.000 per pick up, ” katanya.

Harga BBM ternyata juga berpengaruh terhadap harga kambing itu sendiri. Sekarang harga kambing mengalami kenaikan kurang lebih Rp 15.000 per ekor. Pada awal mulanya, harga jual kambing antara Rp 300.000 sampai Rp 1 juta per ekornya.” Kenaikannya sih kecil, namun bila ditotal dengan jumlah kambing yang di jual, ya jadi banyak juga, ” tuturnya.

Dalam bisnis kambing ini, sehari-hari Rizki dapat beli sekitar 30 ekor Kambing. Apabila dihitung, keseluruhan kenaikan pembelian kambingnya sampai Rp 450.000 /hari. Menanggapi kenaikan harga ini, ia mengakui tak dapat segera ikut menaikan harga jual daging kambingnya. Ia cemas apabila harga naik konsumennya bakal lari. “Apalagi belum ada ketentuan dari Asosiasi Penjual Daging Kambing untuk kenaikan harga ini, ” tuturnya.

Karena tak merubah harga jualnya, keuntungan yang diperolehnya juga makin kecil. Sekarang ini, Rizki masih tetap menjual daging kambingnya seputar Rp 69.000 per kg (kg). Sayang, ia tidak mau mengungkapkan keuntungan bersih yang diperolehnya dari usaha jual daging kambing ini.

Keadaan yang sama saja dirasa oleh pelaku bisnis kambing lainnya. Muhammad Yusuf, pedagang kambing aqiqah yang berada di Kampung Bustaman, Semarang, mengakui tak dapat ikut merubah harga jual kambingnya lantaran takut pembeli kecewa serta mencari ke pedagang lain. ” Kasihan mereka, tak apa keuntungan kami menipis, ” tuturnya.

Menurut dia, di dalam ketatnya persaingan bisnis kambing, ia tidak dapat seenaknya merubah harga jual. Tiap-tiap satu ekor kambingnya dihargai sekitar Rp 2 juta. Keuntungan yang didapatnya kisaran 20%–30% dari harga jual itu.

Itulah dampak kenaikan harga BBM terhadap bisnis kambing. Bagaimanapun juga, BBM memang merupakan kebutuhan dasar dalam setiap sisi usaha. Oleh karena itu, sebagai pengusaha kita harus dituntut lebih kreatif untuk mengatasi dampak seperti ini.

Tinggalkan Balasan

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Top