Dari pemerintah betul-betul serius menggalakkan spirit entrepreneurship di Indonesia, ketertarikan anak-anak muda untuk jadi entrepreneur jadi makin besar.
Saya ingat benar suatu angka yg melukiskan jumlah entrepreneur di Indonesia pada 2010 yaitu 0, 24 %. Ya, 1/2 % saja ngga sampai! Tersebut jumlah entrepreneur di Indonesia satu tahun lebih yg lalu. Saat saya membaca beragam media serta coba melacak tahu apakah program pemerintah yg juga di dukung banyak universitas serta beragam organisasi betul-betul sukses, saya memperoleh angka yg cukup fantastis : 1, 56 % per Januari 2012.
Artinya ada kian lebih 3, 75 juta orang entrepreneur di Indonesia. Apakah kita bisa berbangga? Tunggulah dahulu, angka ini tetap jauh jika dibanding dengan Malaysia (5 %) serta Singapura (7 %). Mengapa pemerintah “akhirnya” sadar bakal pentingnya menaikkan jumlah entrepreneur di Indonesia? Satu negara tak dapat terus-menerus menggantungkan nasibnya pada sumber daya alam (SDA).
Bagaimanapun kita semua paham bahwasanya SDA satu hari bakal habis. Satu negara bakal maju jika tak menggantungkan nasibnya pada SDA, tetapi pada sumberdaya manusianya (SDM). Singapura perumpamaan negara yg benar-benar memercayakan sumber daya manusianya. Singapura yaitu negara “termaju” di Asia Tenggara.
Saat sebelum saya masuk ke tema tulisan ini, saya pingin sedikit berikan analisa saya perihal, mengapa kok jumlah entrepreneur di Indonesia demikian sedikit? Barangkali apa yg saya alami dari kecil bisa mewakili analisa ini.
Begini.. Saya datang dari keluarga di mana ke-2 orang tua saya yaitu karyawan. Bapak saya seorang pimpinan di beragam perusahaan, sesaat ibu saya bekerja di perpustakaan suatu perusahaan besar. Dari kecil, saya senantiasa dinasihati, “Billy, anda sekolah yg baik, selalu kuliah hingga lulus ya.
Jadi, kelak anda dapat kerja di perusahaan yg bagus. ” Apakah Anda juga dulu dinasihati oleh ke-2 orang tua Anda seperti orang tua saya menasihati saya? Besar kemungkinan jawabannya, “Iya”. Untuk yg menjawab “Tidak” besar kemungkinan lantaran orang tuanya seorang entrepreneur. Saya dapat tahu mengapa mereka yg lahir di th. 40- an sampai 50-an menasihati anaknya demikianlah.
Saat itu tetap zaman perang. Untuk sekolah saja sulit. Terlebih untuk dapat lulus kuliah. Pada masa 70-an, jumlah yg lulus kuliah tambah lebih sedikit dari pada lowongan kerja yg ada. Dampaknya, mereka yg lulus kuliah bakal segera diambil oleh perusahaan. Nah, bila sebenarnya seperti ini, tak salah buat mereka memikirkan, “Ah, ngapain saya jadi entrepreneur yg pendapatannya lalu belum pasti? Mendingan segera kerja di perusahaan serta bisa gaji dari bln. pertama dari saya lulus kuliah.
Lantaran ke-2 hal inilah, mengapa orang tua kita kerap berikan nasehat supaya kita sekolah yg baik, kuliah sampai lulus, serta mencari kerja di perusahaan yg bagus. Lantaran nasehat ini dicetuskan hampir di semua rumah di Indonesia, janganlah heranlah mengapa saya serta umumnya masyarakat Indonesia memikirkan untuk melamar kerja sesudah lulus. Seperti yg saya katakan diatas, program pemerintah untuk menaikkan jumlah entrepreneur di Indonesia cukup sukses.
Tak hanya dari angka yg memanglah penting naiknya, saya benar-benar rasakan hal itu saat saya bertandang ke beberapa puluh kampus. Anak-anak muda saat ini sangat banyak yg pingin jadi entrepreneur. Alasannya lalu beragam macam. Ada yg pingin jadi entrepreneur lantaran mulia. Mereka pingin bisa membuat lapangan kerja untuk orang lain. Ada juga yg katakan pingin jadi entrepreneur lantaran keren.
Nah loh? Saat lulus, saya tak segera jadi seorang entrepreneur. Saya menuruti nasehat ke-2 orang tua saya dengan melamar kerja. Saat sebelum selanjutnya membanting setir serta jadi seorang entrepreneur, saya pernah jadi karyawan sepanjang delapan th.. Lantaran saya dulu jadi karyawan, sampai detik ini saya tak dulu sekalipun menyepelekan profesi karyawan sekalipun saya tengah bicara di seminar kewirausahaan.
Saya demikian kesal saat mendengar pendapat beberapa entrepreneur, terlebih entrepreneur muda, yg kerapkali katakan begitu kerennya atau begitu mulianya kita bila jadi entrepreneur. Mereka juga kerap katakan bila jadi karyawan itu enggak keren. Kerapkali saya bantah pernyataan seperti itu. Ingat, tak ada seorang entrepreneur lalu yg dapat berhasil tiada dibantu karyawannya.
Tak ada! Di lain segi, saya juga kerap bersua CEO (karyawan) perusahaan besar yg berasumsi sepele beberapa entrepreneur UKM. Ini juga jelas tak baik. Lalu, mana yg tambah baik : jadi karyawan atau jadi entrepreneur? Menurut saya, ke-2 profesi ini sama sebaiknya. Iya, benar bahwasanya jadi entrepreneur itu mulia lantaran bisa berikan lapangan kerja untuk beberapa orang.
Namun, jadi CEO (karyawan) juga baik loh, lantaran mesti menggerakkan perusahaan tempatnya bekerja hingga selalu bisa berikan nafkah untuk semua karyawan, terhitung dirinya. Apapun yg Anda tentukan, yakinkan bahwasanya Anda mempunyai misi serta visi yang pasti. Anda jadi entrepreneur, apa alasannya? Anda selalu berkiprah didunia profesional, mengapa? Bila Anda mempunyai misi serta visi yang pasti, saya cukup meyakini Anda bakal lakukan pekerjaan Anda sebaik-baiknya.
Tak hanya misi serta visi, Anda mesti mempunyai leadership skill serta ciri-ciri yg baik lantaran ke-2 hal inilah yg bakal memastikan keberhasilan Anda, baik sbg seorang entrepreneur atau sbg seorang karyawan. Satu pesan saya, bila Anda menentukan untuk jadi seorang karyawan, memikirkan serta bertindaklah seakan Anda yaitu yang memiliki perusahaan. Ini yg tetap kerapkali tak dikerjakan oleh beberapa karyawan.
Mengapa ini penting? Lantaran saat Anda bekerja, memikirkan serta melakukan tindakan seperti seorang yang memiliki perusahaan, Anda bakal memikirkan serta memutuskan yg senantiasa mengutamakan keperluan perusahaan, diatas keperluan Anda sbg seorang karyawan. Jadi, mana yg tambah baik : karyawan atau entrepreneur? Menurut saya, pertanyaan ini tak perlu dijawab lantaran sebenarnya, yg terutama yaitu untuk kita senantiasa lakukan yg paling baik dari kapasitas diri kita sendiri, apakah kita menentukan untuk berkarier di jalur profesional atau sbg entrepreneur. Apakah Anda siap jadi karyawan yg berhasil? Apakah Anda siap jadi entrepreneur berhasil? Anda sendiri yg tahu jawabannya. See you ON TOP!.
Sumber : Kontan. co. id