Bisnis kuliner belibis goreng dalam satu dasawarsa terakhir ini mengalami kemajuan luar biasa, hal ini bisa ditandai dengan makin banyaknya konsumen yang menyukai jenis kuliner gurih itu. Oleh alasannya yaitu itu, sangat masuk logika bila makin banyak pelaku bisnis tertarik untuk mencoba menggeluti dan menjalankan usaha masakan tradisional tersebut.
Pada kesempatan kali ini, kami ingin menyebarkan isu wacana sebuah bisnis waralaba belibis goreng yang dikelola oleh Didi Sukidi, pemilik merek dagang Bebek Djontor Malioboro, yang telah menjadi seorang pelaku perjuangan masakan semenjak tahun 2012. Saat ini, Bebek Jontor telah mempunyai cabang sebanyak 6 buah dan 24 kawan kerja yang berjualan belibis secara waralaba. [Baca juga: Ide Usaha Makanan 2015].
Jenis Usaha Modal Kecil Yang Menguntungkan Untuk Ibu Rumah Tangga
Prospek perjuangan kuliner memang tidak akan mati malah kecenderungannya akan terus meningkat setiap tahunnya, hal inilah yang menciptakan Didi Sukidi bertekad untuk memulai bisnis waralabanya dengan membuka gerai Bebek Djontor Malioboro. Karena sifatnya perjuangan kuliner mempunyai masa depan yang tidak akan pernah sepi dalam kondisi ekonomi yang normal maka berjualan makanan, terutama yang laku dan diminati masyarakat, pastilah sangat menguntungkan.
Jualan belibis goreng sebagai hidangan utamanya, tidak saja bisa dijadikan peluang perjuangan buat ibu rumah tangga namun siapapun bisa menjalankan bisnis tersebut. Apakah karyawan yang mencari perjuangan sampingan, para pensiunan yang masih ingin memanfaatkan waktu senggang atau mungkin juga para mahasiswa atau pelajar yang mau berguru berwiraswasta, maka bisa mencoba menjalankan waralaba ini. Yang terpenting yaitu punya minat dan kemauan di bidang masakan atau bekerjasama dengan kuliner maka itu sudah menjadi modal utama paling besar. Tinggal mencari cara bagaimana memulai, mengelola dan mengembangkan bisnis supaya menjadi langgeng dan besar.
Didi sendiri tidak sembarangan dalam menentukan nama untuk perjuangan waralabanya, disebut Bebek Jontor alasannya yaitu kekhasannya yaitu rasa pedas yang menciptakan orang tak gampang untuk melupakannya. Jontor (bahasa Jawa) kalau diartikan secara bebas mempunyai arti hancur atau bonyok (bahasa Betawi), dalam hal ini menandakan betapa pedasnya rasa sambalnya sehingga bisa menciptakan bibir seperti “hancur atau bonyok” mencicipi sensasi pedasnya.
Waralaba Bebek Djontor mengatakan kolaborasi kemitraan dengan model booth dan resto, dimana untuk modalnya mulai 15 juta hingga dengan 150 juta. Jika ada orang yang tertarik untuk bergabung dalam bisnis ini maka akan mendapat training khusus mulai dari awal hingga bagaimana cara menjualnya dan mengelola waralaba tersebut sehingga bisa dipakai sebagai penopang penghasilan sehari-hari. Dan bukan itu saja, secara terjadwal akan diadakan program pertemuan atau gathering antar semua pewaralaba sebagai ajang menyebarkan pengalaman supaya semua kawan sanggup bertumbuh dan berkembang kea rah yang lebih baik di masa depan.
Selain itu, keuntungan lain yang diperoleh oleh kawan yaitu pengenaan royalty fee sebesar 2% yang dibayarkan pada bulan ketiga, jadi selama 2 bulan pertama para kawan dibebaskan dari pembayaran fee. Ini diberlakukan biar ada semangat para kawan perjuangan untuk berusaha dengan tanpa beban dalam memulai bisnisnya untuk pertama kali. Pewaralaba tidak usah kuatir dalam problem pengadaan materi baku menyerupai daging bebek, bumbu dan peralatan memasak alasannya yaitu dengan modal 15 juta sudah sanggup semua perlengkapan untuk menjalankan perjuangan belibis Jontor tersebut termasuk booth (tempat berjualan atau gerobak) dengan merek yang sudah didesain dengan menarik. Yang perlu dilakukan kawan yaitu mencari lokasi strategis untuk berjualan dan sangat dianjurkan biar menentukan lokasi yang ramai orang menyerupai tempat perkantoran, perguruan tinggi tinggi, tempat perumahan, terminal dan sebagainya.
Menurut perhitungan Didi, jikalau seorang kawan bisa mendapat hasil kotor penjualan sebesar 400 ribu setiap hari maka hanya dalam waktu 3 bulan maka modal sebesar 15 juta akan kembali atau balik modal. Jika dihitung omset 400 ribu dikalikan 30 hari sama dengan 12 juta, sedangkan pengeluarannya 7 juta untuk biaya materi baku, honor karyawan dan biaya operasional lain maka dalam sebulan bisa untung higienis 5 jutaan. Makara dalam 3 bulan bisa balik modal. Yang terpenting yaitu mencari lokasi jualan yang strategis dan menguntungkan menyerupai telah dicontohkan di atas.
Jika Anda seorang ibu rumah tangga, karyawan, mahasiswa atau bahkan adik-adik pelajar tertarik mencoba jenis perjuangan modal kecil yang menguntungkan ini maka sanggup eksklusif menghubungi:
Bebek Djontor Malioboro, jalan Kalisari Raya no. 20, telepon 0812 9000 0765 / 0856 9241 1667, Jakarta Timur.